Sunday, April 12, 2020

MIE AYAM BAKSO DI PELOSOK NEGERI





Mie ayam bakso? Siapa sih yang tidak doyan dengan makanan satu ini. Makanan nusantara yang ada di mana aja. Rasa yang bisa diterima oleh lidah masyarakat Indonesia dari suku manapun. September 2016 s.d. September 2017 aku mengikuti program mengajar di daerah 3T (Terdepan, Terluar dan Tertinggal). Penempatanku di Gayo Lues, Aceh. Aku berasal dari Yogyakarta bersama 59 temanku yang lainnya.  Kami ditempatkan di sekolah-sekolah di Kabupaten Gayo Lues yang masih sangat membutuhkan guru.
Setiap sebulan sekali kami berenampuluh mengadakan pertemuan di sekretariat di kota Blangkejeren, yang merupakan ibu kota Kabupaten Gayo Lues. Setiap kali mendarat di kota Blangkejeren, tempat favorit yang pertama kita datangi adalah warung Mie Ayam Pak Gun. Pak Gun asli Solo, Jawa Tengah, jadi sudah seperti saudara sendiri di tanah rantau. Harga mie ayam bakso Pak Gun masih tergolong murah di tanah rantau yaitu Rp 12.000 kala itu. Di Kecamatan atau Desa penempatan kami tidak ada yang menjual mie ayam bakso. Satu-satunya warung mie ayam bakso yaitu di Kota Blangkejeren itu dengan waktu tempuh 3 jam dari Desa penempatanku.
Terasa sekali Jawanya ketika melahap semangkok mie ayam bakso di warung Pak Gun kala itu. Rasa kangen rumah sedikit terobati, sambil menikmati wifi dan sinyal untuk memberi kabar keluarga di rumah. Maklum, di desa penempatan tidak ada sinyal. Tak jarang teman-teman yang nongkrong di sana sambil video call keluarga di rumah atau sekedar berbincang-bincang dengan Pak Gun. Selama liburan Ramadhan, di Aceh libur satu bulan penuh. Aku dan ketiga temanku membantu Pak Gun dan istrinya berjualan mie ayam. Kami selalu buka bersama dengan keluarga Pak Gun. Terima kasih Pak Gun, kita menemukan saudara di ujung Negeri.

Oleh: Riani Astuti, S.Pd.
Guru SDN Slametan, Gunungkidul, DIY.   

No comments:

Post a Comment