Monday, April 27, 2020

TEKNIK MEMASARKAN BUKU (RESUME #20)




Hari, tanggal    : Kamis, 23 April 2020
Narasumber    : Agus Subardana, S.E., M.M.
Peresume       : Riani Astuti, S.Pd.

              Materi ke dua puluh dengan tema lanjutan yaitu bagaimana Teknik memasarkan buku, oleh narasumber dari penerbit Andi Yogyakarta juga, yaitu Bapak Agus Subardana. Beliau sudah ahli dalam pemasaran buku. Menurut beliau, buku merupakan salah satu sumber ilmu pengetahuan dan sarana utama bagi proses pembelajaran serta sarana  penyampaian informasi. Sejak usia dini, anak  anak telah diperkenalkan pada buku dan diajarkan untuk membaca beraneka ragam terbitan buku.
              Dalam rangka mempersiapkan generasi muda yang cerdas dengan minat baca yang tinggi khususnya anak-anak, pemerintah mendorong kegiatan membaca sebagai wujud dukungan dan tindakan nyata dalam membangun budaya membaca sejak dini. Dukungan pemerintah terhadap budaya membaca buku dan meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap buku, menciptakan peluang usaha bagi pengusaha yang bergerak di bidang penerbitan buku.
              Perkembangan industri penerbitan buku juga dipicu oleh alasan keuntungan (profit margin) yang relatif besar dibandingkan industri lainnya khususnya barang konsumsi. Saat ini terdapat 1 328 penerbit yang terdaftar sebagai anggota Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) dengan jumlah penerbit aktif sebanyak 711 penerbit, dan sisanya sudah tidak aktive lagi. Dalam rangka untuk mempertahankan Industri Penerbitan Buku , supaya tetap terus hidup dan dapat mencapai hasil penjualan buku yang maksimal maka kita perlu  strategi pemasaran. Srategi Pemasaran biasanya hampir dipakai oleh semua wirausaha, intreprenur yang menjalankan bisnis.
              Strategi pemasaran penjualan buku sangat dipengaruhi oleh banyak aspek dan unik . Kenapa demikian , hal ini dapat dilihat dari jenis  jenis buku yang di terbitkan. Jenis  jenis buku yang di terbitkan tersebut dikelompokan menjadi katagori buku. Salah satu contoh Penerbit ANDI Offset menerbitkan buku cukup banyak katagori produk yaitu ada 32 katagori produk buku ( Katagori buku Anak, buku Bisnis, Buku Pertanian, Buku Fiksi - Novel, Buku Pengembangan Diri, Buku Teks , dll ). Dari jenis  jenis katagori buku tersebut disinilah kita akan melakukan pemetaan berdasarkan segmentasi jenis katagori buku yang diterbitkan .
              Pada umumnya kegiatan pemasaran buku berkaitan dengan berkoordinasi beberapa kegiatan bisnis .  Sehingga strategi pemasaran pada umumnya di pengaruhi oleh faktor yang meliputi :
1.    Faktor Mikro , yaitu perantara, pemasok, pesaing dan masyarakat.
2.    Faktor Makro yaitu demografi-ekonimi, politik-hukum, teknologi-fisik dan sosial-budaya.
              Saat ini kami dalam menjalankan bisnis Penerbitan Buku yang sedang kami terus jalankan masuk dalam faktor keduanya yaitu Faktor Mikro dan Makro. Hal ini dikarenakan Penerbit ANDI Offset sudah termasuk Industri Penerbitan buku, dengan usianya sudah mencapai 40 tahun dan telah menerbitkan buku lebih dari 10.000 judul buku yang telah di kelompokkan menjadi 32 katagori.
              Strategi Pemasaran buku yang telah kami petakan menjadi dua strategi pemasaran yaitu Strategi Pemasaran Buku serangan Udara dan strategi pemasaran buku serangan Darat, dengan berlandaskan pada faktor mikro dan faktor makro tersebut di atas. Dua strategi tersebut dapat kita jelaskan secara singkat sebagai berikut :
1.    Strategi Pemasaran Buku Serangan Udara.
              Pemasaran buku lewat Online
              Saat ini yang sedang ngetren dan gencar di dunia maya yaitu Strategi Pemasaran yang banyak di pakai oleh setiap orang yang sudah mengerti teknologi internet yaitu berpromosi lewat Online melalui website dan media sosial lainya. Kalau kita sudah mempunyai produk buku yang jenis katagorinya banyak maka langkah awal kita harus buat website.  Katakanlah website merupakan markas besar untuk sebuah bisnis penjualan buku. Dengan mempunyai website ini kita dapat merencanakan promosi dalam melancarkan penjualan buku. Dan website tersebut akan banyak kita isi produk, harga, promosi, layanan, alamat, testimoni, dan lain sebagainya.
              Untuk penjualan buku lewat Online ini kita harus terus proaktive untuk terus promosi , supaya kita dapat :
a.    Menyebarkan informasi produk secara masif kepada target pasar potensial
b.    Mendapatkan konsumen baru dan mempertahankan konsumen yang sudah sehingga kesetiaan konsumen terjaga.
c.     dMenjaga kesetabilan penjualan saat kondisi pasar lagi lesu
d.    Menaikan penjualan dan profit
e.    Membandingkan dan keunggulan produk dibandingkan dengan pesaing
f.      Membentuk citra produk dibenak mata konsumen sesuai dengan yang diinginkan
g.    Mengubah tingkah laku , persepsi dan pendapat konsumen
              Media Online yang dapat kita lakukan untuk promosi dan penjualan buku yaitu sudah tidak asing lagi dibenak anda sekalian yaitu lewat telepon, w.a, sms, email, dll.
2.    Pemasaran Buku Lewat Komunitas
        Kita tentunya punya komunitas masing  masing sesuai dengan kapasitas kita untuk membentuk komunitas dan relasi , maka gunakanlah jaringan komunitas kita untuk sarana promosi dan penjualan buku . Penjualan lewat komunitas  akan lebih efektive dan efisien sehingga tingkat keberhasilan nya lebih tinggi penjualan buku yang kita tawarkan. Kuncinya kita harus proaktif komunikasi dan interaksi dengan komunitas serta dapat menjaga integritas pribadi kita.Strategi pemasaran buku serangan Darat
        Untuk menguasai seluruh wilayah nusantara ini dalam penetrasi pasar buku , kita harus melakukan pemetaan wilayah dengan membuka cabang tiap kota besar yang
potensi pasarnya sangat baik. Kami Penerbit Andi telah mempunya 43 cabang di kota dari Aceh s.d Papua, dengan menempatkan tenaga pemasaran di tiap kantor cabang tersebut. Strategi pemasaran buku serangan darat ini kita kelompokkan berdasarkan target pasar yang kita tuju , antara lain :
a.    Toko Buku
Penerbit Buku yang mampu memproduksi sendiri dan mempunyai mesin percetakan sendiri , sebagian besar sebagai pemasok Toko buku di Indonesia. Untuk bisa masuk dan sebagai pemasok rutin di toko buku maka  kita perlu pemetaan jenis toko buku. Toko buku ini kita petakan menjadi tiga jenis yaitu Toko Buku Modern, Toko Buku Semi Modern, dan Toko Buku Tradisional. 
Kenapa kita perlu petakan jenis toko buku tersebut , hal ini dikarenakan tiap jenis toko buku tersebut mempunyai sistem administrasi dan tempat yang berbeda. Contoh toko buku modern yaitu Gramedia Books Store, Gunung Agung Books Store dan TogaMas Books Store. Toko Modern ini mempunyai sistem transaksi mengikuti perkembangan teknologi yang dapat dikendalikan dengan sistem centralisasi dan sebagainya.
Adapun toko buku semi modern biasanya masih dikendalikan dan mengunakan sistem administasi penjualan per toko . Sedangakan Toko Tradisional biasanya sistem transaksinya masih manual.  Untuk itu saluran toko buku tersebut di atas masih dijadikan jalur distribusi oleh para Penerbit buku dengan sistem titip jual / konsinyasi, kecuali toko buku tradisional diberlakukan kredit dan jual putus.
Strategi Promosi di toko buku Modern ada berbagai macam cara yang perlu kita lakukan , antara lain :
a.    Menguasai display buku , supaya tampilan buku dapat terlihat dan menonjol .
b.    Mengadakan promosi di internal toko dengan memasang produk di Neon Box, X Banner
c.     Mengadakan Bedah Buku , Talkshow dan potongan Harga pada buku tertentu atau periode tertentu.
d.    Mengadakan event tematik sesuai moment bulan berjalan (program Ramadhan,  Program TAB, Program TAM , dll ) dan masih banyak lagi program promosi di toko buku modern yang dapat kita lakukan , kuncinya kita proaktif komunikasi dengan pihak internal Toko Buku modern tersebut.

3.    Directselling
              Pemasaran Buku melalui Direkselling ini kita petakan berdasarkan jenis katagori buku yang kita terbitkan . Jenis Katagori buku penjualan lewat Directselling ini kita bagi menjadi beberapa target pasar yaitu :
a.    Buku Pendidikan (Buku mata pelajaran Utama dan buku pendamping untuk jenjang TK, SD, SMP, SMA, SMK).
b.    Buku Teks Perguruan Tinggi untuk semua mata kualiah
c.     Buku Referensi untuk jenjang TK, SD, SMP, SMA-SMK , Perguruan Tinggi dan umum
              Dengan pemetaan jenis katagori tersebut diatas maka kami sebagai Industri Penerbitan buku melakukan terobosan pemasaran dengan menempatkan tenaga penjual (Sales) .
Tugas Tenaga Penjual / sales tersebut kita beri tanggungjawab target sesuai maping areanya masing  masing yang bertugas :
a.    Kunjungan langsung ke tiap sekolah
b.    cKunjungan langsung ke setiap kampus
c.     Kunjungan langsung ke setiap Perpustakaan sekolah, Perpus Kampus, Perpustaan Daerah dll.
      Dengan kunjungan langsung tersebut diharapkan dapat berinteraksi dengan membangun hubungan yang baik dengan pihak Internal Sekolah, Kampus, Perpustakaan dll. Sehingga dampaknya hasil penjualan buku dapat meningkat.
4.    Melakukan Event  Event
        Aktif dalam melakukan event-event  seperti event Pameran buku, dalam seminar, workshop, Tryout, dan sebagainya.

Oleh: Riani Astuti, S.Pd.
Guru SDN Slametan, Gunungkidul, DIY.  

MENULIS DAN MENERBITKAN BUKU DI PENERBIT ANDI YOGYAKARTA (RESUME #19)




Hari, tanggal    : Rabu, 22 April 2020
Narasumber    : Edi Mulyanta, S.Si., M.T.
Peresume       : Riani Astuti, S.Pd.

              Pertemuan ke sembilan belas kali ini dengan bapak Edi Mulyanta, yaitu Publishing Consultant Andi Publisher. Beliau menyampaikan tentang bagaimana cara menulis dan menerbitkan buku di penerbit Andi, Yogyakarta. Bapak Edi merupakan lulusan Magister UGM dan memiliki banyak karya buku yang telah berhasil beliau terbitkan melalui penerbit Andi dan banyak dibaca oleh banyak orang.
              Pak Edi menyampaikan bahwa pada musim pandemi seperti ini outlet penerbit tutup sehingga berpengaruh pada proses penerbitan buku. Karena melalui outlet-outlet pemasaran baik toko buku, kampus, sekolah dan pembaca langsung. Menurut beliau, sebagai penulis sebaiknya memahami ciri khas setiap penerbit. Hal tersebut bertujuan agar sesuai dengan misi penerbit. Walaupun ada penerbit yang dapat menerbitkan segala tema di setiap terbitannya. Penulis dapat mengirimkan usulan dan proposal terlebih dahulu untuk menjajagi apakah jalur tulisannya sudah sesuai dengan visi dan misi penerbitan belum. Hal ini untuk menghemat waktu dan biaya dalam memersiapkan tulisannya
              Setiap penerbit, mempunyai SOP dalam memilah, memilih tulisan untuk dijadikan komoditas industri, dengan tujuan utama tentunya adalah terbitannya dapat terserap di pasar dengan cepat. Penerbit mempunyai peta pasar yang dia rekam dari outlet2 nya, sehingga insting  penerbitan yang telah lama bergelut di bidangnya akan semakin terasah. Dari melihat judul, outline, dan siapa penulis, terkadang penerbit dapat memproyeksikan pasar buku yang menjadi sasarannya.
              Kunci pertama bagi penulis adalah pemilihan judul yang baik, pasar sasaran yang akan dituju, kemudian lakukan sedikit riset pesaing, sehingga dapat dengan gamblang ditawarkan ke penerbit. Apalagi tema yang ditulis tersebut ternyata tema yang baru, perlu tambahan data riset kecil yang tidak gampang untuk mempengaruhi penerbit. Penerbit lebih cenderung mencari tema yang secara data pemasaran sudah ada, sehingga gambling dalam membiayai penerbitannya memunyai risiko yang semakin kecil untuk tidak terserap di pasar. Kirimkan ke beberapa penerbit, apabila penulis belum berpengalaman bekerjasama dengan penerbit.

              Penerbit akan menyeleksi tulisan, dengan beberapa pertimbangan. Paling banyak porsi pemasaran sebagai pertimbangan utamanya. Berikan sedikit penjelasan pasar sasaran, dengan data-data angka akan lebih menarik. Sebagai contoh, saat ini buku yang sangat dicari adalah buku tentang Covid-19. Cari secepatnya apa, bagaimana, virus tersebut. Apakah buku yang kita tulis betul2 mempunyai manfaat pada pembaca. Pesaing buku apakah sudah ada apa belum. Penulis perintis pertama biasanya dapat menikmati pasar awal yang cukup menarik. Biasanya tulisan pertama memunyai kualitas yang belum baik, akan tetapi mengejar momen yang cukup  bagus.
              Penulis follower biasanya mempunyai penyajian materi yang lebih baik  akan tetapi terkadang menikmati pasar sisa dari para penulis perintis. Penulis perintis effort awal lebih banyak, dan terkadang mempunyai risiko tidak laku juga besar. Penerbit akan sangat tergantung dari tawaran awal dalam proposal dalam menentukan penerbitannya. Poposal buku akan semakin sempurnya, jika penulis telah melakukan proses tulisan bukunya minimal 50% dari rencana keseluruhan. Supaya proses penyelesaian tulisannya tidak terlalu lama. Penerbit biasanya memberikan waktu yang beragam untuk menyelesaikan tulisan tersebut. Banyak penulis yang menebar proposal banyak, akan tetapi finishing tulisannya lambat. Hal ini akan menghambat proses produksi bukunya, sehingga terkadang penerbit akan memilih tulisan yang lebih dahulu selesai. Hal inilah diperlukan manajemen waktu penyelesaian tulisan penulis, supaya dapat segera diproses di penerbitannya.
              Proses penerbitan cuku panjang waktunya, dari administrasi penerbitan awal, editing, setting layout, desain c over, dan proses produksi. Tanpa ada antrian proses penerbitan buku memakan waktu antara 2 minggu hingga 1 bulan paling lama. Yang membuat lama adalah proses antrian, baik dari sisi penulis maupun beberapa bagian di penerbitan. Pada proses administrasi penerbitan, yang perlu dipersiapkan adalah kelengkapan naskah, dari Judul-Sub Judul, Nama Pengarang, Kata Pengantar, Prakata, Daftar Isi, Bab, hingga Sinopsis. Penulis harus jeli melengkapi hal demikian, karena biasanya sebelum lengkap, proses selanjutnya tidak akan dijalankan.
              Proses editing, akan terbantukan dengan pengetahuan ejaan, pemilihan kata, kalimat, paragraf hingga hirarki bab yang baik dari penulis. Kelemahan penulis biasanya tidak clear saat menentukan hirarki bab, paragraf, kalimat, kata, dan pemilihan fontasi. Editor akan membantu hal tersebut, akan tetapi apabila penulis telah menata dengan baik, maka kerja editor akan lebih fokus ke dalam bagaimana memilih efektifan kalimat, dan struktur bab yang baik. Setting layout juga mempunyai peranan yang penting, karena menentukan ukuran buku, jumlah halaman, dan keindahan halaman per halaman. Titik krusial ada di sini, karena dengan pengaturan halaman yang baik, makan harga buku akan dapat efektif di tentukan.
              Harga buku yang menarik, akan cukum memengaruhi pembeli dalam memutuskan akan menikmati buku tersebut atau meninggalkannya. Desain cover, juga memunyai peranan strategis dalam sebuah buku. Apalagi tipikan pembeli buku di Indonesia adalah didasarkan dari keindahan dan seberapa menarik cover buku. Tipikan pembaca buku di indonesia adalah, sight seeing, sehingga cover sangat penting sekali dalam pemasaran buku. Setiap penerbit mempunyai data juga bagai mana cover yang menarik, dan terbukti mendongkrak pemasaran. Saat proofing, penulis sebaiknya memberikan beberapa perbaikan ide untuk lebih memperkuat pasar buku yang ditulisnya. Kerjasama yang baik dari penulis, dan pengetahuan data dari penerbit akan dapat menentukan keberhasilan tulisan untuk terserap di pasar. Akan tetapi dari pengalaman kami, tidak ada buku Best Seller yang By Design. Artinya, banyak buku Best Seller di Indonesia, terkadang karena karunia semata... Jadi jangan takut menawarkan tulisan anda ke penerbit.... karena pada dasarnya penerbit juga trial and error dalam menerbitkan buknya. Hanya pengalaman, dan intuisi terkadang membantu untuk menghindari kerugian akibat terbitannya tidak laku di pasar.
              Terima kasih Bapak Edi Mulyanta atas tips-tipsnya, sangat bermanfaat bagi kami yang masih awam tentang proses menerbitkan buku.


Oleh: Riani Astuti, S.Pd.
Guru SDN Slametan, Gunungkidul, DIY.  

PEMBELAJARAN DARING YANG IDEAL (RESUME #18)




Hari, tanggal              : Selasa, 21 April 2020
Narasumber              : Wijaya Kusumah, M.Pd.
Peresume                  : Riani Astuti, S.Pd.

Materi ke-18 ini Om Jay menyampaikan melalui aplikasi video conference zoom. Om Jay menyampaikan bahwa aplikasi zoom ini aman, tidak seperti yang diberitakan. Karena aplikasi ini sudah diupgrade ke versi yang lebih terjamin keamanannya. Aplikasi ini dapat membantu pembelajaran daring. Beliau berpendapat bahwa guru pada masa pandemic seperti ini bisa memakai aplikasi yang tersedia untuk melaksanakan pembelajaran dari rumah.
Om Jay mengingatkan kembali tentang menulis buku dan meluruskan niat dalam mengikuti diklat penulisan ini tidak hanya untuk mendapatkan sertifikat, tetapi dapat menerbitkan buku sendiri. Apabila hasil tulisan bagus, maka dapat diterima oleh penerbit mayor, sehingga peserta tidak kehilangan biaya penerbitan. Tetapi malah mendapatkan royalty dari hasil penjualan buku. Bagi bapak/ibu guru yang akan membuat buku nonfiksi minimal harus 30 judul agar menjadi seratus halaman lebih. Naskah diprint dengan ukuran A4 dan menggunaka font jenis Times New Roman ukuran 12.
Pada akhir pembelajaran, peserta diklat menulis ini ditargetkan menulis dua buah karya. Karya pertama yaitu hasil resume selama dua puluh pertemuan dan karya kedua yaitu buku bebas sesuai yang dikuasai oleh peserta. Pesan beliau agar diterima oleh penerbit, maka harus disusun dengan baik dan tidak plagiat atau meniru karya orang lain. “Menulislah setiap hari, lalu buktikan apa yang terjadi.”—Wijaya Kusumah. 
Terima kasih Om Jay, selalu memotivasi dan mendorong semangat kami untuk bisa menerbitkan buku sendiri.

Oleh: Riani Astuti, S.Pd.
Guru SDN Slametan, Gunungkidul, DIY.  

Monday, April 20, 2020

MENULIS CEPAT DAN TEPAT DI MEDIA DARING DAN LURING (RESUME #17)






Hari, tanggal    : Senin, 20 April 2020
Narasumber    : Catur Nurochman Oktavian
Peresume       : Riani Astuti (SDN Slametan, Gunungkidul)

Dua malam tidak materi, rasanya aneh. Para peserta biasanya setiap malam sudah siap stay menyimak grup WA belajar menulis. Malam ini adalah malam yang ditunggu-tunggu, materi ke 17 dengan narasumber yang tidak kalah hebat, yaitu Bapak Catur Nurochman ketua departemen Litbang PB PGRI. Tema kali ini yaitu menulis cepat dan tepat, yak tidak hanya asal tepat saja namun juga harus tepat.  Passion dari Pak catur ini dalam menulis sudah dimulai sejak tahun 1999. Pertama menerbitkan karya dalam bentuk buku tahun 2003. Sampai sekarang beliau masih tetap menulis. Tips dari beliau, kita harus mengalahkan musuh utama dalam menulis, yaitu rasa takut dan malas. Takut tulisannya jelek, takut tulisannya dicela, takut tulisannya sudah basi, dan takut takut lainnya. Hal ini yang dapat menghambat kita dalam memulai sebuah tulisan.
Setiap penulis yang baik tentu tidak membutuhkan “mood”. Tidak ada alasan tidak menulis, karena tidak ada mood. Mood harus disingkirkan dari benak Anda jika menghambat kerja otak dalam menulis. Bayangkan Anda seorang yang bekerja menghasilkan tulisan seperti wartawan, kolumnis, dan redaktur majalah. Jika mereka bekerja mengandalkan mood, tentu karirnya akan tamat seketika. Isaac Asimov, seorang penulis fiksi ilmiah yang memiliki reputasi bagus, mengakui bahwa cara ia menulis adalah “simpel dan apa adanya”. Menulis hal yang aktual dan sesuai dengan gaya selingkung media yang akan dituju, menjadi kunci sebuah tulisan diterbitkan. Seperti dikatakan asimov tadi, seorang penulis yang baik, maka ia dapat menulis dengan cepat. Perlu diingat, bahwa setiap orang yang mampu mengerjakan sesuatu dengan baik, maka ia dapat melakukan lebih cepat dibandingkan orang yang tidak bekerja secara baik. Menulis adalah sebuah kecakapan atau keterampilan. Bila Anda menguasai secara detail pengerjaan tulis menulis, maka kecakapan itu akan berbanding lurus dengan kecepatan pengerjaan. Menulislah dengan simpel dan apa adanya mengandung maksud, jadilah dirimu sendiri ketika menulis.
Bagaimana caranya menemukan gaya atau menjadi diri sendiri ketika menulis? Tentu dengan perbanyak menulis dan membaca untuk mempelajari gaya tulisan orang lain atau copy the master. Noted: Jangan paksakan diri dengan menulis sesuatu yang berlebihan di luar gaya Anda. Kalau suka traveling, tuliskan kisah perjalanan Anda. Tentu Anda akan lebih mudah menuliskan sesuatu yang disukai. Tuturkan segala yang ada secara sederhana dengan cara Anda. Salah satu yang membuat seseorang tidak mampu menghasilkan tulisan yang baik adalah karena mencoba memasukkan kata atau kalimat yang membuat pembaca tidak paham pesan apa yang dimaksud dalam tulisan itu. Menulis itu untuk dibaca. Oleh karena itu, pesan dalam tulisan harus jelas dapat dipahami oleh pembaca. Jika menulis dengan kalimat yang tidak simpel, maka tujuan pesan Anda dalam tulisan tidak tersampaikan. Bahkan hanya membuat kening pembaca berkerut.
Menulislah seperti berbicara. Ketika berbicara kepada teman, tentu tidak ada keinginan Anda menggelembungkan kata atau kalimat dengan bahasa yang berlebihan. Ketika berbicara kepada orang lain, tentu sedapat mungkin menggunakan bahasa yang dapat mudah dipahami, iya kan? Bagi seorang pemula: Mengapa Anda masih ragu menghasilkan draf tulisan yang pertama? Biarkan tulisan yang dihasilkan jelek, karena Anda masih punya banyak waktu untuk memperbaiki draf tersebut. Setiap media memiliki gaya selingkung masing-masing sesuai kebijakan redaksinya. Misalnya, kita perlu mengetahui, berapa jumlah kata dalam artikel yang bisa dimuat di media itu, dan aturan penulisannya. Atau rubrik apa saja yang tersedia di media tersebut. Setiap media memiliki gaya selingkung masing-masing sesuai kebijakan redaksinya. Misalnya, kita perlu mengetahui, berapa jumlah kata dalam artikel yang bisa dimuat di media itu, dan aturan penulisannya. Atau rubrik apa saja yang tersedia di media tersebut. Tidak usah kuatir tulisan kita ditolak dan dianggap jelek. Perbaiki lagi kekurangannya, dan terus kirim lagi. Banyak faktor mengapa tulisan tidak diterima redaksi. Mungkin tulisan tidak aktual? Atau space dalam edisi penerbitan sudah penuh.
Pesan dari Pak catur: “Biarkan tulisan yang dihasilkan jelek, karena Anda masih punya banyak waktu untuk memperbaiki draf tersebut. Draf tulisan yang jelek masih dapat diperbaiki daripada tidak ada draf sama sekali.” Jangan ada keraguan didiri kitam yang penting menulis, menulis dan menulis. Jangan sampai berhenti menulis.


Oleh: Riani Astuti, S.Pd.
Guru SDN Slametan, Gunungkidul, DIY.  

LONTONG SAYUR KHAS ACEH




Pagi itu kami dari Jawa sudah tiba di Kabupaten Gayo Lues, Aceh. Daerah penempatan kami mengabdi selama setahun ke depan. Kami singgah sementara di rumah bapak kepala sekolah SDN 8 Pining. Alhamdulillah bapak kepala sekolah kami dan ibu sangat baik. Meskipun baru pertama kali bertemu dan tidak ada ikatan darah antara kami. Tetapi kami sudah dianggap seperti anak sendiri. Kami berempat, selama sebulan ditanggung oleh bapak kepala sekolah, karena belum ada gaji sebulan ke depan.
Di daerah yang kami tempati, banyak penjual lontong sayur dengan bumbu khas Aceh. Isinya tidak hanya lontong saja, tetapi ada mie Aceh yang khas itu. Pada awalnya lidah kita belum begitu familiar dengan mie Aceh. Harga dari lontong sayur ini juga cukup terbilang murah, yaitu Rp 5000. Hampir setiap pagi kami sarapan lontong sayur khas Aceh. Kami singgah selama seminggu di rumah bapak Kepala Sekolah yang ada di Kecamatan. Karena kita perlu menyiapkan alat dan bahan untuk perbekalan ke desa di mana sekolah tempat kami mengajar setahun ke depan.
Saat kami di Desa Lesten, tidak ada lagi penjual lontong sayur. Kami harus membuat sarapan pagi sendiri. Keluarga pak kepala sekolah dengan kami berempat selalu makan bersama. Makan seadanya, tetapi sangat nikmat. Sering sekali isteri pak kepala sekolah yang merupakan ibu angkat kami di sana membuatkan lontong sayur. Mereka sangat perhatian dan membuat bagaimana kami bisa betah di tempat baru kami mengajar dengan segala keterbatasan yang ada. Rasa kekeluargaan tanpa adanya gadget diantara kami. Setiap malam bergurau di bawah sinar rembulan dengan ditemani cemilan seadanya. Hangat sekali, sangat berbeda dengan keadaan saat ini yang masih sibuk dengan gadget masing-masing saat berkumpul dengan keluarga atau teman.


Oleh: Riani Astuti, S.Pd.
Guru SDN Slametan, Gunungkidul, DIY.  

PEYEK KACANG TANAH




Peyek atau rempeyek merupakan makanan favorit yang renyah-renyah gurih. Makanan ini bisa menjadi teman minum teh atau teman makan pengganti kerupuk. Di daerahku, peyek sering digunakan dalam acara-acara tertentu, misalnya kenduri. Ketika lebaran, peyek juga menjadi makanan wajib ada. Gurih dan renyahnya peyek sangat mudah dibuat dengan bahan-bahan yang banyak tersedia di pasar. Apa saja sih bahan-bahan untuk membuat peyek? Tepung beras, minyak, kacang tanah, bawang putih, garam, daun jeruk, santan, dan kencur.  Begitu simpel kan. 
Peyek kacang tanah menjadi peyek terfavorit di keluarga kami. Namun tak jarang inovasi peyek yang lain juga seperti peyek kacang hijau, peyek kacang kedelai kuning, peyek udang, dan lain-lain. Di daerah penghasil kedelai pasti banyak peyek kedelai, di daerah penghasil kacang tanah pasti banyak peyek kacang tanah, di daerah pantai pasti banyak penjual peyek udang. Semua memiliki ciri khas sendiri-sendiri.
Asal peyek ini dari Jawa Tengah, namun sekarang sudah dikenal oleh banyak daerah. Kebiasaan yang masih sering dilakukan yaitu makan peyek sampai habis baru bisa berhenti. Kerenyahan peyek dapat menjadi teman ngobrol santai, teman menikmati pecel, soto, atau makanan lain. Peyek menjadi makanan pelengkap sehingga menambah sedapnya makanan yang disantap.


Oleh: Riani Astuti, S.Pd.
Guru SDN Slametan, Gunungkidul, DIY.  

COMRO!





Coro! Eh comro! Apa sih itu comro? Comro merupakan makanan khas Jawa Barat. Camilan yang terbuat dari bahan dasar singkong ini sudah cukup familiar di daerah Jawa. Comro berbentuk lonjong terbuat dari parutan singkong dan diisi dengan oncom, lalu digoreng. Comro sendiri merupakan singkatan dari oncom di jero (dalam). Makanan ini sangat nikmat jika dimakan dalam keadaan hangat. Apalagi saat suasana hujan atau dingin. Rasa gurih anget sambil dicocol saus dapat memanjakan perut dan lidah.
Makanan comro ini sangat cocok bagi kalangan anak-anak sampai dewasa. Cara membuatnya juga sangat mudah. Sehingga makanan ini banyak peminatnya. Khusus daerah Jawa Barat, comro menjadi makanan yang ngetrend. Tidak hanya di Jawa Barat saja, tetapi ternyata sudah menyebar ke daerah-daerah lain. Makanan teman ngopi, teman ngeteh, teman bersantai bersama keluarga. Yuk mumpung keluarga sedang kumpul di rumah, boleh praktik membuat comro. Bahan yang mudah dan murah sangat recomended.
Tidak hanya gurih dan lezat, ternyata comro juga bergizi lho. Banyak kandungan gizi yang ada pada makanan tersebut. Apalagi tidak ada bahan kimia atau zat pengawet. Comro juga bisa menjadi peluang usaha lho buibu. Makanan ini dapat dipasarkan di manapun. Peluang usaha berjualan comro merupakan salah satu usaha yang menggiurkan. Usaha dimulai dengan giat dan tekun. Pemasaran dilakukan dengan online maupun offline menggunakan strategi yang baik. Harga jual comro juga tidak terlalu mahal, sesuai kantong yaitu sekitar Rp 5000 per porsi. Untuk pembukaan bisa diberlakukan harga promo untuk menarik minat konsumen.


Oleh: Riani Astuti, S.Pd.
Guru SDN Slametan, Gunungkidul, DIY.  

BALADO BELUT




 Kecamatan Godean, Kabupaten Sleman, DIY identik dengan  hasil olahan belut. Warga daerah Godean banyak yang beternak belut. Makanan paling khas dari daerah ini yaitu kripik belut. Dalam bahasa Jawa  belut sering disebut welut. Welut goreng khas Godean sudah sangat terkenal.   Selain digoreng,  belut juga dapat diolah menjadi balado. Bagi penyuka pedas, wah langsung  ngiler deh.  Sensasi gurih   dan pedas membuat lidah bergoyang.
Menu belut balado ini  sangat cocok   untuk  teman sahur atau berbuka puasa.  Saya jamin pasti nambah makannya. Rasa gurih nan pedas nampol banget .  Mungkin belum begitu banyak  dipasarkan menu balado belut ini. Sekali mencoba pasti langsung ketagihan. Para ibu bisa menjadikan salah satu menu alternatif ketika keluarga sudah bosan menu sehari-hari untuk buka dan sahur nanti.
                       WFH  seperti ini bisa  dimanfaaatkan untuk belajar memasak balado belut. Langsung  cari tutorial di youtube. Paginya beli bahan di pasar. Mulai deh eksekusi sesuaikan dengan selera keluarga ya.  Bagi keluarga yang penyuka pedas dapat dibuat dengan level pedas abis. Tetapi bagi keluarga yang kurang begitu suka pedas dapat dibuat dengan level  pedas yang rendah. Selamat mencoba berkreasi  memasak balado belut yang  super endezhhh.


Oleh: Riani Astuti, S.Pd.
Guru SDN Slametan, Gunungkidul, DIY.  

Saturday, April 18, 2020

SEDERET KISAH GURUKU BERPRESTASI (RESUME #16)





Hari, tanggal    : Jumat, 17 April 2020
Narasumber    : Sigit Suryono, M.Pd.
Peresume       : Riani Astuti, S.Pd. (Guru SDN Slametan, Gunungkidul, DIY)

Sigit Suryono, S.Pd, M.Pd
SMP N 1 Wonosari, Gunungkidul, DIY, Indonesia

Lahir di Sleman, 20 Nopember 1976 dari pasangan Bapak Giyono SW dan Ibu Waginem. Masa kecil tinggal di Ngawen, Trihanggo, Gamping, Sleman, Yogyakarta.
Pendidikan dimulai di TK Ngawen Trihanggo tahun 1981-1983. Pendidikan dasar ditempuh di SD Negeri Jambon II, Trihanggo, Sleman pada tahun 1983-1989. Kemudian melanjutkan di bangku SMP Negeri 5 Yogyakarta pada tahun 1989-1992. Pendidikan menengah ditempuh di SMU Negeri 1 Sleman jurusan IPA pada tahun 1992-1995. Pendidikan S1 di Universitas Negeri Yogyakarta pada tahun 1995 – 2002 pada Fakultas FMIPA jurusan Pendidikan Fisika. Melanjutkan S2 di Program Pascasarjana UNY jurusan Teknologi Pembelajaran dari tahun 2003-2006.
Pada tahun 2006 menikah dengan Dwi Riastuti, M.Pd dan kini sudah dikaruniai dua orang anak yaitu :
Muhammad Yunus Baskara
Galuh Ray Rannaa
Aktifitas keseharian sebagai pengajar di SMP Negeri 1 Wonosari Kabupaten Gunungkidul, mengampu mata pelajaran IPA.
Aktifitas lainnya yang telah dan sedang dilakukan adalah :
1. Sekretaris Komunitas Rumah Belajar Kemdiknas 2012 – sekarang
2. Sekretaris MGMP TIK Kabupaten Gunungkidul Tahun 2006-2009
3. Ketua II MGMP TIK Kabupaten Gunungkidul 2009 – 2012
4. Anggota Litbang MGMP IPA Kabupaten Gunungkidul 2012-2015
5. Ketua II MGMP IPA Kabupaten Gunungkidul 2015-2017
6. Ketua MGMP SMP Kabupaten  Gunungkidul 2017 – sekarang
6. TIM Pengembang TIK Kabupaten Gunungkidul 2009- sekarang
7. TIM Pengembang TIK Propinsi DIY 2009 – sekarang
8. Trainer Pelatihan Blog, Pelatihan Multimedia Pembelajaran di BTKP Propinsi DIY
9. Trainer ICT di MGMP IPA dan TIK Kabupaten Gunungkidul
Prestasi lomba yang telah diraih :
1. Finalis National Inovatif Teacher Comptetition tingkat Nasional tahun 2009
2. Finalis Inovasi Pembelajaran SMP Tingkat Nasional tahun 2009
3. Juara 3 Website SMP Tingkat Propinsi DIY 2010
4. Juara 1 Website SMP tingkat Propinsi DIY 2011
5. Finalis Lomba Media Pembelajaran KI Hajar Award tingkat Nasional Tahun 2012
6. Juara 1 FIG guru SMP Tingkat Propinsi DIY Tahun 2013
7. Finalis FIG guru SMP Tingkat Nasional Tahun 2013
8. Juara 2 Guru Berprestasi tingkat Kabupaten Gunungkidul tahun 2013
9. Finalis Lomba Mobile Edukasi tingkat Nasional tahun 2014
10. Finalis Lomba Mobile Edukasi tingkat Nasional tahun 2015
11. Juara 1 Guru SMP Berprestasi Tingkat Kabupaten Gunungkidul tahun 2015
12. Juara 1 Guru SMP Berprestasi Tingkat Propinsi DIY Tahun 2015
13. Juara 1 Guru SMP Berprestasi Tingkat Nasional Tahun 2015
14. Penerima Anugrah Gubernur DIY tahun 2015 atas prastasi sebagai Juara 1 Gupres TK Nasional.
15. Penerima SatyaLencara Bidang Pendidikan dari Presiden RI tahun 2016 atas prestasi sebagai juara 1 guru berprestasi Tingkat Nasional tahun 2015.
16. Sebagai Salah Satu Peserta Terbaik Literasi Tingkat Nasional 2017.
17. Duta Rumah Belajar Tk Nasional Th 2018 dan Duta Rumah Belajar Terinovatif Th 2018.
18. Penerima Anugrah Gubenur DIY tahun 2018 atas prestasi sebagai Duta Rumah Belajar Terinovatif Thn 2018.
Address:
Jeruksari Rt 01/ RW 20, Wonosari, Wonosari, Gunungkidul, DIY, Indonesia 55812
Email :
ciget_suryo@yahoo.com

            Berikut kisah perjuangan Pak Sigit Suryono yang juga bapak guru saya saat SMP tahun 2006-2008. Terima kasih Pak Sigit yang selalu masih ku ingat mengajari kami TIK dulu.
            Saya akan berbagai pengalaman dengan teman-teman berkaitan dengan keberhasilan saya dalam menjadi juara 1 guru berprestasi smp tingkat nasional tahun 2015 maupun sebagai duta rumah belajar tahun 2018. dan prestasi yang lain yang semoga bisa menjadi profokator bagi teman-teman di group ini untuk bisa mencapai hal tersebut.
            Sesuai dengan judul yang disampaikan oleh omjay untuk saya yaitu "Guru menulis dan Berprestasi" saya sebenarnya malu dengan teman-teman di group ini yang sebagian besar sudah menulis dan diterbitkan dalam bentuk buku ber isbn.... saya baru satu kali membuat buku itupun harus saya buat sama istri selama 9 tahun baru bisa jadi 1 buku kumpulan cerpen.... yang dengan judul "aku ingin menghitung rembulan" pada tahun 2017 berhasil menjadi salah satu desiminator terbaik literasi smp tingkat nasional. "betapa sulitnya saya membuat karya".
            Namun itu sisi sebagai penulis buku saya susah. Mhn maaf ya.... namun di sisi lain saya sering membuat coretan artikel, berita dan juga tutorial yang lumayan banyak yang saya upload di web saya yaitu di ciget.info maupun di inobel.id
bisa dikatakan saya satu madzab dengan omjay guru yang senang menulis di blog.
Hal pertama yang ingin saya sharingkan pada teman-teman di Group WA ini adalah tentang bagaimana saya bisa meraih juara 1 Guru berprestasi tingkat Nasional pada Tahun 2015.
            Untuk mencapai kejuaran tersebut saya sebenarnya mulai menyiapkan diri sejak awal saya bekerja di SMP Negeri 1 Wonosari. Tepatnya pada saat itu saya masih CPNS diminta untuk mengikuti kegiatan seleksi simposium tingkat Propinsi  DIY tahun 2006. Saya melihat ada peluang yang saya rekam dari senior-senior saya saat pelaksanaan simposium tersebut yaitu banyak dari peserta simposium yang ahli dalam penelitian namun belum banyak yang menguasai TIK, sedangkan teman-teman yang menguasai TIK banyak yang tidak mau melakukan penelitian bahkan malas menulis laporan.
            Simposium pada waktu itu diikuti oleh semua ketua MGMP SMP maupun pengurus hampir semua bidang study yang ada di propinsi DIY dan setiap Kabupaten wajib untuk mengirimkan peserta dalam kegiatan tersebut. Itu sebagai sebuah tantangan dan peluang bagi saya untuk mempromosikan diri kepada para senior, hal tersebut dikarenakan saya pada tahun 2006 sudah menyelesaikan S2 untuk jurusan Teknologi Pembelajaran (walaupun harus kuliah 11 tahun karena S1 hampir DO 7 tahun ditambah langsung S2 3,3 tahun itulah senjata yang handal bagi saya).
             Jadi untuk keberhasilan awal yang saya rasakan adalah: 1. Pendidikan amat penting bagi kita saat akan terjun ke dunia kerja ( saya sudah diberi senjata yang tajam oleh orang tua), 2. Pemilihan jurusan S2 yang tidak linier bagi saya pada saat itu karena pingin punya keahlian yang belum banyak dimiliki oleh teman-teman di dunia pendidikan pada saat itu.
            Dari simposium tersebut saya mulai diminta untuk mengajar Powerpoint, flash, blog, dan lain-lain dari sekolah-sekolah  di wilayah kabapaten gunungkidul, lintas mgmp, dan juga diminta untuk menjadi trainer kegiatan di tingkat kabupaten maupun tingkat propinsi. Kemudian ajang lomba mulai saya jajaki, kegagalan setiap mengirimkan karya, dan proposal berkali-kali. Namun pantang menyerah terus mencari informasi lomba lewat web maupun blog tentang info lomba. jangan tunggu informasi dari dinas karena pasti akan terlambat... kegagalan-kegagalan yang ada di depan mata saat lomba, bahkan karya terbaik yang saya buatpun masih kalah.... dalam lomba padalah pada saat itu karya yang saya buat lebih baik dari karya peserta lomba lain? "Inilah masalah baru bagi pemain lomba".
            Oleh karena itu saya riset kenapa selalu kalah... saya renungkan akhirnya mulai tahun 2009 saya sudah mulai mencicipi hasil kejuaran dari tingkat kabupaten, regional, maupun propinsi, namun di tingkat nasional saya selalu kalah dalam 6 kali berhasil menjadi finasil lomba tingkat nasional apa sih yang menyebabkannya?
            Saat kita benar-benar ingin mengikuti lomba tingkat nasional maka kita harus melakukan: 1. Mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya karya yang akan kita ikut lombkan (kecuali masih tahap awal karena hanya ingin mencoba berhasil/tidak ya gagal/tidak), 2. Karya yang kita ikutkan dalam lomba bukan karya yang instan artinya karya yang kita buat tidak maksimal karena hanya membuat karya saat akan ada lomba, namun siapkanlah karya yang dibuat itu jauh hari bahkan mungkin 1 tahun pengerjaan yang di dalamnya ada jiwa dan ruh kita, semangat kita. 3) Jika kita lolos ke nasional perlu di lihat kembali apasih yang akan dinilai saat kita mengikuti lomba tersebut, apakah karyanya ataukah presentasinya (hal ini sangat penting saat kita mengikuti suatu lomba), 4) Siapkan diri, pribadi, mental dan juga fokus pada lomba, 5) saat presentasi lomba fokus pada materi yang akan kita sampaikan, jangan sampai keluar dan menyimpang dari presentasi yang kita siapkan karena akan banyak memakan waktu.
            Kegagalan-kegagalan di awal saya ikut lomba di tingkat nasional karena pada saat pemaparan saya dulu sering melakukan presentasi yang keluar jalur bukan pada pokok media atau penelitian yang saya buat misalnya( siapa saya, prestasi apa yang saya miliki, membanggakan organisasi, sekolah, maupun yang lainnya sehingga keluar jalur dari presentasi yang seharusnya saya harus fokus pada media yang saya presentasikan) itu penting sekali karena saya pernah gagal di ajang inobel tahun 2009 saat itu saya kehabisan waktu karena hanya menceritakan siapa saya, dan lain-lain yang akhirnya harusnya dari teman-teman peserta pada saat itu menilai saya bisa masuk 3 besar ternyata tidak masuk ...... pengalaman pahit...
            Teman-teman yang luar biasa di group ini ada yang juara inobel, ada yang juara lkg, ada yang juara bidang lain tentu juga merasakan apa yang pernah saya rasakan... lomba itu pasti hasilnya gagal atau juara. kalau gagal maka kita harus melakukan evaluasi. kalau menang jangan jumawa karena suatu saat bisa juga kita akan kalah ketika tidak bisa kontrol diri "AKU-nya muncul" sehingga saat presentasi di lomba lain bisa kalah dengan orang lain. Maka saran saya pada teman-teman di group ini dan tentu buat saya sendiri mari kita terus belajar-belajar-dan belajar, belajar dimana saja, kapan saja dengan siapa saja" (seperti slogan Rumah Belajar) ya. Hal yang saya tuliskan diatas adalah pengalaman saya saat mengikuti lomba-lomba yang selalu gagal .... kemudian bagaimana saya bisa jadi juara guru berprestasi tingkat nasional tahun 2015, apa yang saya lakukan dan  apa yang saya persiapkan.
            Cari Pedoman Pemilihan Guru Berprestasi pada tahun penyelenggaraan dilaksanakan jika belum keluar pedomannya dapat menggunakan pedoman pada tahun sebelumnya.
1.         Cermati isi dari pedoman tersebut berkaitan dengan proses penilaian dari tingkat Kabupaten, Tingkat propinsi, dan tingkat Nasional.
2.         Buat portofolio 8 tahun terakhir sesuai dengan ketentuan dari buku pedoman pemilihan guru berprestasi.[ kumpulkan semua karya bapak ibu guru yang sudah dibuat selama 8 tahun terakhir, untuk bukti fisik berupa Surat tugas, piagam, dll, diligalisir oleh atasan langsung]
untuk tahun 2015 syarat portofolio kita adalah 8 tahun. itu hal yang menantang bagi peserta gupres maka penting untuk mengarsipkan semua kegiatan yang pernah kita lakukan dari tahun ke tahun ( alhamdulillah karena pengalaman tahun 2006 tersebut saya masih memiliki semua arsip yang dibutuhkan untuk mengikuti gupres, seperti undangan, catatan singkat/ laporan singkat setiap kegiatan yang saya ikuti, foto, video dan dokumentasi, piagam dan sertifikat yang lain selama 8 tahun tersebut hampir semuanya lengkap sehingga memudahkan untuk menyusun portofolio tersebut)
saya lanjutkan untuk tipsnya
3.         Persiapkan naskah inovatif dan sesuaikan cara penulisannya sesuai dengan kaidah penulisan masing-masing karya. Tampilkan karya inovasi terbaik yang bapak/ ibu guru miliki dan selalu memperhatikan dari buku pedoman pemilihan guru berprestasi tingkat nasional.[ karya bisa berupa PTK, best practice, maupun penelitian yang lainnya seperti penelitian eksperimen, penelitian R&D, dll] jangan lupa buat presentasinya menggunakan Ms Powerpoint atau yang lainnya.
4.         Buat makalah evaluasi diri mengapa saya layak sebagai guru berprestasi dengan tema dan tata penulisan sesuai dengan ketentuan pedoman guru berprestasi. [ jika dalam pedoman tidak ada makalah evaluasi diri maka makalah ini tidak perlu dibuat]
5.         Persiapkan video pembelajaran untuk satu tatap muka yang mencerminkan proses pembelajaran yang benar sesuai dengan rpp yang kita buat. [ syarat yang maju ke tingkat nasional]
setelah itu semua siap maka hal yang kita lakukan adalah melalui tahapan-tahapan seleksi guru berprestasi dari tingkat kabupaten sampai nasional yaitu:
            Kegiatan penilaian di masing-masing jenjang seperti yang sudah saya ikuti pada tahun 2015 meliputi:
Lomba Guru Berprestasi tingkat Kabupaten Gunungkidul:
1.         Test tertulis meliputi Kompetensi Pedagogik dan Kompetensi Profesional
2.         Test Wawancara meliputi Kompetensi Pedagogik, Kompetensi Prefesional, Kompetensi Sosial, dan Kompetensi Kepribadian.
3.         Presentasi dan wawancara Karya Tulis Ilmiah.
Lomba Guru Berprestasi Tingkat Propinsi DIY
1.         Test tertulis meliputi Kompetensi Pedagogik, Kompetensi Sosial, Kompetensi Kepribadian dan Kompetensi Profesional
2.         Test wawancara meliputi Kompetensi Pedagogik, Kompetensi Sosial, Kompetensi Kepribadian dan Kompetensi Profesional
3.         Psikotest
4.         Presentasi dan wawancara Karya Tulis Ilmiah.
Lomba Guru Berprestasi Tingkat Nasional
1.         Test tertulis meliputi Kompetensi Pedagogik, Kompetensi Sosial, Kompetensi Kepribadian dan Kompetensi Profesional
2.         Test wawancara meliputi Kompetensi Pedagogik, Kompetensi Sosial, Kompetensi Kepribadian dan Kompetensi Profesional
3.         Psikotest
4.         Presentasi dan wawancara Karya Tulis Ilmiah.
oh iya teman-teman jika ingin melihat komponen portofolio yang saya gunakan untuk lomba gupres tahun 2015 dapat dilihat di web saya : Contoh Portofolio Gupres
http://ciget.info/wp-content/uploads/2016/04/3.pdf
            Serta bagi para guru pesan saya adalah teruslah belajar, berkolaborasi dan berbagi agar ilmu yang dimiliki agar bisa dimanfaatkan oleh orang lain. Bekalilah muridmu sesuai dunianya, karena mereka akan hidup di zaman mereka yang sangat berbeda dengan zamanmu. dan jangan lupa Belajar dimana saja, kapan saja, dengan  siapa saja ("Rumah Belajar").